Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Space Iklan

Bung Inas : Sosok Dari Kampus ke Panggung Inspiratif

Petranews.com-Medan| Nasrullah, atau yang akrab disapa Bung Inas, lahir di Medan pada 30 September 1974. Ia merupakan sosok pemikir lintas disiplin yang meniti jalur akademik melalui pendidikan di bidang Pendidikan Agama Islam, Sosiologi-Antropologi, dan Ilmu Hukum. Perpaduan tiga bidang keilmuan ini menjadi fondasi intelektual sekaligus arah pengabdiannya dalam berbagai aktivitas sosial, pendidikan, dan advokasi hukum.

Sebelumnya, Bung Inas menapaki dunia Kampus, sebagai mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara (IAIN SU) atau (UIN SU-sekarang) tahun 1993 dengan mengambil studi di Fakultas Tarbiyah. Spirit untuk menjadi seorang pendidik, begitu kuat dalam obsesinya dan ingin berpartisipasi mencerdaskan anak bangsa, lewat pendidikan moral agama. 

Seiring berjalannya waktu, pemikiran dan gagasan yang berkecambah dalam fikiran Bung Inas, selalu haus akan adanya perubahan untuk terus merekonstruksi pikirannya, meskipun terkadang berbagai gagasan selalu saja dihadapkan pada berbagai tantangan. 

Sejak masa kuliah, Bung Inas telah melabuhkan diri, aktivitas, dan arah pemikirannya ke dalam gerakan intelektual dan spiritual di bawah panji Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di sanalah ia menempa watak, mengasah nalar, dan mematangkan orientasi perjuangan. HMI tidak hanya menjadi ruang berorganisasi, tetapi juga menjadi laboratorium ide yang membentuk alur dan metodologi berpikirnya kritis, analitis, dan selalu berdiri di atas prinsip keberpihakan pada nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.

Tak hanya di HMI, Bung Inas juga aktif dalam dinamika Senat Mahasiswa di Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara (kini UIN Sumatera Utara), yang memperluas ruang perjuangannya di ranah akademik, kemahasiswaan dan kemasyarakatan. Dari semangat idealismenya itu, lahirlah Tabloid "Gerak", sebuah media yang ia dirikan bersama sahabat-sahabat seperjuangan sebagai wadah pemikiran kritis dan saluran aspirasi mahasiswa.

Salah satu nilai hidup yang terus dipegang Bung Inas sejak masa mahasiswa hingga kini adalah sikap untuk tidak mengeluh. Baginya, mengeluh hanya akan merusak kedinamisan berpikir dan melemahkan semangat perjuangan. "Jangan berkeluh kesah pada diri sendiri, apalagi dengan orang lain," begitu nasihat yang kerap ia ulang. 

Sebab menurutnya, keluh kesah yang dibagi pada sesama seringkali bukan meringankan, justru menambah beban. Namun, jika keluh kesah itu disampaikan hanya kepada Tuhan Yang Maha Penolong, maka di situlah letak keikhlasan dan jalan keluar akan terbuka.

Saat ini, Bung Inas menjabat sebagai Ketua Yayasan Rehabilitasi Narkoba Rumah Ummi, sebuah lembaga yang berkomitmen pada pemulihan penyalahguna narkotika dengan pendekatan yang manusiawi dan berorientasi pada keadilan restoratif. Di luar itu, ia juga aktif dalam berbagai organisasi sosial kemasyarakatan dan dikenal sebagai narasumber di banyak forum akademik, baik di kampus negeri maupun swasta, di media televisi, radio dan beberapa podcast, khususnya yang membahas isu hukum dan narkotika.

Sebagai seorang pendakwah, Bung Inas menggabungkan semangat keagamaan dengan semangat perubahan sosial. Ia kerap melakukan studi dan riset yang mendalam mengenai persoalan hukum, sosial, dan ketergantungan zat adiktif, serta giat menulis sebagai bentuk kontribusi pemikiran untuk publik. 

Sosoknya yang sederhana dan tak selalu ingin tampil terbuka di ruang publik, Bung Inas kerap memiliki lompatan pemikiran yang cemerlang dan segar. Hingga kini, lebih dari 100 artikelnya telah dipublikasikan di berbagai media cetak dan daring, selain karya ilmiah yang termuat dalam jurnal nasional dan internasional bereputasi.

Bung Inas juga produktif menulis buku-buku yang menggugah kesadaran publik dan mengajak pembaca untuk berpikir lebih kritis tentang realitas sosial dan hukum. Karya pemikirannya kerap mengisi ruang media sosial dengan mengajak pembaca menggunakan logika sebagai instrumen dalam melakukan setiap tindakan. 

Beberapa karyanya yang telah diterbitkan antara lain: Jalan Panjang Rehabilitasi Narkoba, Restorative Justice Bagi Pecandu Narkoba, Hukum di Titik Nol, Tuhan di Antara Dua Musim, Rehabilitasi Narkoba: Sistem, Stigma dan Solusi, serta Dusta di Balik Kursi Kekuasaan.

Bung Inas juga saat ini mendapatkan kepercayaan menjadi tenaga ahli di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor)  Bareskrim Mabes Polri dengan menyusun naskah akademik mereposisi forensik sebagai alat bukti utama dalam pembuktian pidana. (AS)

Posting Komentar

0 Komentar