Petranews.com-Medan| Tiga alumni Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) yang melanjutkan studi beasiswa Pascasarjana di beberapa Kampus yang ada di Prancis, membuktikan , bahwa mahasiswa dan alumni UIN SU siap go internasional, sekaligus mempertegas visi Rektor Prof Nurhayati, menjadikan UIN SU sebagai Kampus Smart Islamic University berbasis nilai-nilai Keislaman sebagai landasannya.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Layanan Internasional (Kapuslain) UIN SU Prof Dr H. Ansari Yamamah, MA, saat di konfirmasi awak media,. terkait kesiapan keberangkatkan tiga orang alumni UIN SU, untuk melanjutkan studi Pascasarjana di beberapa Kampus yang ada di Prancis.
"Dipilihnya Prancis sebagai tujuan para alumni kita untuk melanjutkan studinya, didasarkan pada kualitas pendidikan dan budaya yang cenderung memiliki keragaman dengan budaya Indonesia, sebab di Prancis banyak di huni para imigran dari wilayah Asia dan Afrika, sehingga keberagaman itu menjadi pilihan bagi mahasiswa kita untuk melanjutkan studinya,"ucap Prof Ansari kepada media, Senin (11/8) di Medan.
Menurut founder Islam transitif ini, Prancis dikenal publik sebagai Kota Mode dunia, bahkan menjadi salah satu kiblat penampilan mode-mode terbaik di dunia, namun di sisi lain, Prancis terkenal dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia, bahkan banyak para filsuf dunia berasal dari Prancis.
"Dari Prancis banyak lahir para filsuf dunia diantaranya tokoh pemikir demokrasi dengan konsep Trias Politica berasal dari seorang filsuf Prancis bernama Baron de Montesquieu, yang hingga hari ini dunia mengakui buah pemikirannya tentang kaidah demokrasi diberbagai belahan dunia, beberapa tokoh filsuf Prancis yang berkecimpung dalam studi Islam, khususnya dalam konteks filsafat Islam, di antaranya Muhammad Hamidullah, seorang intelektual Islam yang menulis banyak buku tentang Islam dan pernah bekerja sebagai peneliti di French National Scientific Research Center, begitu pula bidang kedokteran, sains dan teknologi dan beragam keilmuan lainnya, sehingga bisa di katakan, Prancis menjadi kiblat baru bagi Kampus-kampus dibawah PTKIN,"ujar Datuk Pandya Wangsa.
Dibagian lain, Guru Besar sosiologi hukum Islam ini mengingatkan duta-duta UIN SU yang segera berangkat ke Prancis pada awal September ini, agar giat dan fokus pada bidang studi yang di ambil, percepat adaptasi dengan lingkungan baru, hal terpenting pelajari budaya dan kearifan lokal masyarakat Prancis.
"Belajar yang focus, kuasai sosilogis masyarakat disana, bangun jaringan untuk penelitian dan lanjut ke S3, dan nanti mengabdi untuk bangsa melalui UIN SU,"ujar dosen Pascasarjana ini.
Diakhir wawancara bersama media, Prof Ansari berterima kasih kepada Kedutaan Besar Prancis yang berkontribusi besar pada program ini, dan pimpinan Alliance Francaise di Medan yang sangat membantu para alumni guna persiapan melanjutkan studi di sana.
"Atas nama Rektor dan civitas akademika UIN SU, kami berterima kasih kepada Pemerintah Prancis, melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta atas kerjasama ini dan semoga kedepannya bisa terus berlanjut, pimpinan Alliance Francaise Medan yang sudah mempersiapkan mahasiswa kami dengan program intensifnya, sehingga mereka mampu berbahasa Prancis secara baik,"ungkap Prof Ansari. (AS)
0 Komentar