Petranews-Medan- Islam Washtiyah memiliki peran penting dalam mensukseskan pemilu tahun 2024, karena Islam Washtiyah mendorong umat Islam untuk tidak terlalu fanatik dan tetap berada ditengah-tengah.
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Diagram Indonesia Center, Dr. Nispul Khoiri, M.Ag dalam paparannya pada kegiatan Halaqoh Kebangsaan dengan tema "Peran Islam Wasthiyah dalam Menciptakan Ruang Publik yang Aman dan Nyaman Menghadapi Pemilu 2024", Jumat (18/8/2023) di Hotel Grand Mercure.
"Dalam konteks Pemilu 2024, umat Islam dan berislam wasthiyah sejatinya menjadi
bagian dari kekuatan dan benteng kuat menjamin kesuksesan Pemilu 2024. Kekuatan umat
Islam menjadi taruhan untuk mengantarkan Pemilu 2024 berkualitas dan berintegritas,
sehingga terwujudnya pemerintah dan wakil rakyat yang legitimate dan kuat menjalankan
pemerintahan Indonesia termasuk di Sumatera Utara. Islam wasthiyah menjadi kunci
penting memberikan pengawalan terhadap kualitas Pemilu dimaksud. Apalagi Pemilu tahun 2024 akan dihadapkan banyak tantangan begitu kompleks, tidak tertutup kemungkinan dapat
merusak nilai-nilai demokrasi". Ujarnya
Lebih lanjut Nispul yang juga ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sumut menegaskan Islam Wasthiyah bukan hanya menangkal
ekstrimisme, radikalisme dan terorisme, tetapi
harus menjadi kekuatan dan garda terdepan membangun harmonisasi politik.
"Fokus utama Islam Washtiyah adalah menciptakan kerukunan umat beragama dengan bentuk hubungan yang dibangun adalah relasi harmonisasi agama dan negara (komitmen
kebangsaan), hubungan harmonisasi intern dan antar umat beragama (toleransi), relasi
harmonis agama dan budaya (akomodatif terhadap kebudayaan lokal) dan dilakukan dengan cara damai (anti kekerasan).
Islam wasthiyah adalah sebuah kesadaran untuk menguatkan kemaslahatan bermasyarakat dalam bernegara dan beragama.
"Semoga Islam wasthiyah, Islam jalan tengah, Islam ramah, mengajarkan cinta damai,
mengedepankan dialog, harmonis, menjauhkan konflik dan menerima perubahan, menjadi napas hidup yang semakin melekat dalam kehidupan umat Islam Indonesia tanpa terkecuali di
Sumatera Utara". Tutup Pria yang bergelar Datok Cendekia Penata Raja ini.
Sebelumnya Kapolda Sumatera Utara Irjen.Pol Agung, Sik. Mengatakan bahwa realitas yang dihadapi harus disikapi dengan bijak. Ruang publik yang aman dan nyaman suatu realitas yang harus diwujudkan.
"Internalisasi kedua kutub (antara dunia nyata dan dunia maya) ini harus di sinkronisasi agar tumbuh pemahaman yang objektif dan proporsional, sehingga ruang publik yang kita harapkan tetap aman dan kondusif dengan beragam perbedaan yang ada",ujar Kapoldasu tegas.
Sejatinya di masyarakat yang dijual itu nilai (velue), sehingga apa yang terjadi dan tersajikan menjadi sebuah perbincangan publik, kadangkala tidak seperti yang sebenarnya. Stigma negatif inilah seharusnya di persepsikan bahwa faktanya tidak seperti yang tersajikan secara digital.
"Nilai-nilai Indonesia yang demokratis, maju,sejahtera inilah yang harus tersampaikan kepada dunia, bahwa keberagaman Indonesia menjadi role model bagi peradaban dunia",tambah Kapolda.
Dalam pelaksanaan kebebasan berpendapat dan kebebasan beragama merupakan suatu rahmat bagi Indonesia yang beragam budaya dan agama, namun tetap bisa menyatu dalam hubungan sosial di masyarakat.
"Sumatera Utara memiliki spesifikasi yang berbeda dan beragam budaya sebagai kearifan lokal, lewat Halaqah Kebangsaan inilah menjadi pintu bagi terciptanya kesadaran kolektif ditengah berbeda pilihan politik, tanpa harus berpecah belah", ujar Irjen Pol Agung.
Lewat forum ini diharapkan menjadi pemersatu seluruh elemen anak bangsa, dan capaian yang ingin diraih dan itu merupakan harapan dan keinginan seluruh elemen bangsa.
"Kita berharap menjelang momentum politik tahun 2024 dapat berjalan aman, lancar dan kondusif, sehingga seluruh tahapan politik dapat berjalan damai",ujar Kapolda Sumut yang murah senyum ini.
Halaqah Kebangsaan yang di laksanakan Forum Kyai Tahlil (FKY) menghadirkan para narasumber, diantaranya akademisi UIN Sumut Prof Dr H. Ansari Yamamah, MA, Dr Nispul Khoiri,MAg, Sekretaris Jenderal MUI Pusat Dr. H. Amirsyah Tambunan, MA, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Sumatera Utara yang di wakili Kabid Pendidikan dan Kependidikan Agama Islam Dr H. Muksin Batubara, MA dan KH Ahmad Khambali, SE,MM.
Tampak hadir dalam acara tersebut, Ketua MUI Sumatera Utara Dr H.Maratua Simanjuntak,MA, Ketua MUI Kota Medan Dr H. Hasan Matsum, MA, pimpinan pondok pesantren, Ormas Islam dan Majelis Taklim.
0 Komentar