Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Space Iklan

Tim Pengabdian Masyarakat USU latih anggota Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) di Bagan Deli Belawan

Belawan-Petra News
Tim Pengabdian Masyarakat Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Sumatera Utara (LPM USU) menggelar pengabdian masyarakat bertajuk “Pembentukan dan Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Aktif dalam Penanggulangan Penyakit Hipertensi di Bagan Deli Belawan Medan” yang melibatkan anggota Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) Bagan Deli Belawan Medan.  
Kegiatan diketuai oleh Prof. Dr. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes, FISPH, FISCM, Sp.KKLP(K) (FK USU), dengan anggota tim Prof. Dr. dr. Rina Amelia, MARS, SpKKLP (K) (FK USU), Dra. Syarifah, M.S (FKM USU) dan juga dibantu mahasiswa para mahasiswa yakni, Putri Ardina Sari Nainggolan, S.Ked, Kezia Silaen, S.Ked yang berasal dari Fakultas Kedokteran USU.
Prevalensi masyarakat pantai untuk menderita penyakit hipertensi cukup tinggi yaitu sekitar 36%. Masyarakat pantai mempunyai beberapa risiko menderita hipertensi yaitu usia, jenis kelamin dan ras serta pola kebiasaan masyarakat seperti merokok dan konsumsi makanan. Faktor risiko konsumsi makanan adalah konsumsi makanan yang asin yang cukup tinggi seperti ikan asin dan terasi serta tambahan garam yang cukup tinggi di dalam makanannya. Selain itu faktor kebiasaan dengan pola hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minuman keras serta narkoba serta konsumsi kopi yang cukup tinggi. Masyarakat nelayan cenderung mempunyai tingkat pendidikan yang rendah serta sosioekonomi yang rendah sehingga potensi stres yang cukup tinggi juga pengelolaan stres yang rendah. Hal ini meningkatkan risiko untuk terjadinya penyakit.
Acara ini diawali dengan penyampaian materi secara lisan menggunakan presentasi PowerPoint, diikuti dengan sesi tanya jawab, dan praktek langsung pemeriksaan tekanan darah. Dalam penyuluhan tersebut, peserta diberikan pemahaman menyeluruh mengenai hipertensi, mulai dari definisi, epidemiologi, etiologi, faktor risiko, gejala, hingga cara pencegahan dan penanganannya. Hipertensi, yang dikenal sebagai "silent killer", sering kali tidak menunjukkan gejala tetapi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung dan stroke. Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa sekitar 1.13 miliar orang di dunia mengalami hipertensi, yang berarti sekitar 1 dari 3 orang terdiagnosis dengan kondisi ini. "Kami ingin memastikan bahwa para peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," ujar Prof. Arlinda.
Selama sesi praktek, peserta diajarkan cara mengukur tekanan darah dengan benar dan diberikan tips praktis untuk menjaga tekanan darah tetap normal. Para peserta terlihat antusias dan aktif bertanya mengenai berbagai aspek penyakit hipertensi.
Para ahli kesehatan yang hadir juga menekankan pentingnya perubahan gaya hidup untuk mencegah dan mengelola hipertensi. "Mengurangi konsumsi garam, rutin berolahraga, menghindari merokok dan alkohol, serta menjaga berat badan ideal adalah langkah-langkah penting dalam pencegahan hipertensi," jelas Prof. Arlinda.
Dalam penutupan acara, Prof. Arlinda menyampaikan bahwa pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi. Pemeriksaan berkala dapat membantu mendeteksi dini hipertensi dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan anggota KPPI dan masyarakat nelayan di Bagan Deli Belawan dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan mampu mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan hipertensi dalam kehidupan sehari-hari. "Kami berharap pengetahuan yang diperoleh dari penyuluhan ini dapat menyebar luas dan membawa dampak positif bagi kesehatan masyarakat nelayan," tutup Prof. Arlinda.

Posting Komentar

0 Komentar