Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kompetisi Media Online - Minta Formulir

Dr Mansyur Pasaribu: Kebijakan Pembelajaran Lima Hari Harus Memperhatikan Kepentingan Siswa

Petranews.com-Medan| Pemerintah Propinsi Sumatera Utara melalui Dinas Pendidikan Propinsi, mulai menerapkan kebijakan pembelajaran lima hari bagi seluruh sekolah-sekolah yang ada di Sumatera Utara pada tahun ajaran 2025-2026 ini.

Alasan diberlakukannya kebijakan lima hari belajar ini, didasarkan pada aksi tawuran, geng motor dan pengaruh narkoba yang rentan terjadi pada pelajar, sehingga pemberlakuan belajar lima hari sangat efektif untuk menekan terjadinya aksi-aksi negatif pelajar di lapangan, sementara itu Sabtu dan Minggu bisa di isi dengan kegiatan wisata ke destinasi wisata yang ada di Sumatera Utara, sehingga mampu meningkatkan pendapatan bagi daerah destinasi wisata tertentu.

Pandangan berbeda disampaikan Dr Mansyur Hidayat Pasaribu, M.Pd praktisi sekaligus pengamat pendidikan Sumatera Utara, yang berbeda dalam menyikapi pemberlakuan kebijakan lima hari belajar, jika konteksnya hanya dilihat untuk menekan aksi tawuran, geng motor dan narkoba di kalangan pelajar, sekaligus diakhir pekan para siswa bisa melakukan kegiatan wisata.

"Prinsipnya kami mendukung kebijakan pemberlakuan pembelajaran lima hari di sekolah, namun harus di lihat efektivitasnya apa, dan output dari kebijakan itu seperti apa, jangan sekedar jargon namun tidak memberi nilai plus buat siswa, jadi kebijakan ini perlu di kaji lebih serius, sebab kebijakan lima hari belajar dulunya pun sudah pernah ada dan akhirnya kembali pada kebijakan awal, intinya perlu di buka ruang dialog lintas praktisi dan masyarakat pembelajar lainnya,"ujar Mansyur kepada media, Senin (9/6) di Medan.

Direktur Pusat Pendidikan Rakyat (Pusdikra) Sumatera Utara ini menguraikan, bahwa kebijakan lima hari belajar harus memperhatikan kepentingan siswa, seberapa besar pengaruh dari kebijakan itu dan apa korelasinya dengan tujuan atau target capaian pendidikan yang ideal.

"Konsep target pendidikan yang berformat pada capaian kognitif, afektif, dan psikomotorik adalah tiga ranah penting dalam pendidikan yang berkaitan dengan aspek-aspek perkembangan individu. Kognitif berkaitan dengan aspek intelektual, afektif dengan aspek perasaan dan sikap, sedangkan psikomotorik dengan keterampilan. Jadi tiga konsep capaian ini harus jelas outputnya kemana,"ujar Doktor Manajemen Pendidikan UIN SU ini tegas.

Terkait alasan Pemerintah, bahwa pemberlakuan lima hari belajar bagi siswa guna menekan aksi tawuran , geng motor dan narkoba, serta meningkatnya jumlah wisata ke daerah, menurut mantan aktifis HMI Cabang Medan ini, alasan diatas perlu didalami secara baik dan bukan sekedar untuk kepentingan politik.

"Menurut kami persoalan tawuran, geng motor dan penyalahgunaan narkoba ini perlu didiskusikan akar masalahnya di mana, saya rasa ada hal yang perlu di bahas dengan duduk bersama antara pemerintah selaku pengambil kebijakan dan masyarakat yang turut mengawasi atas kebijakan itu dan dicari win-win solution dari persoalan itu yang akhirnya diputuskan secara bersama,"ucap Ketua Kahmi Deli Serdang ini.

Hal lain disampaikan Mansyur terkait adanya kunjungan wisata para siswa ke objek wisata daerah guna meningkatkan jumlah kunjungan wisata, ini perlu diperhatikan dari aspek sosial. Jangan pula alasan ini menimbulkan kecemburuan bagi orang tua yang secara ekonomi memiliki keterbatasan.

"Jangan pula alasan week end siswa diarahkan untuk mengunjungi objek wisata, yang justru berpotensi menimbulkan kecemburuan diantara siswa karena menyangkut kesanggupan orang tua yang berbeda,  yang tidak mampu berwisata bisa malah semakin ada ruang untuk tawuran dan kegiatan tidak produktif lain. Intinya ini harus dibahas matang dan bijak. ini yang harus diperhatikan pemerintah sebelum kebijakan itu di terapkan,"sambung Mansyur. (AS)

Posting Komentar

0 Komentar